Haloo
semuanya!
Udah
lama banget ya ternyata semenjak posting sambutan tahun baru kemarin. Kali
ini saya kembali dengan post edisi
spesial hari Valentine. Errr~ tanggal 14 masih agak jauh sih, tapi, berhubung
saya ini hari terakhir libur dan nganggur dan kalo nunggu sampe tanggal 14
kemungkinan gak jadi posting, mending sekarang kan ya??
Apa
sih pengalaman berkesan kalian pada tanggal 14 Februari ini?
Kalau
diingat-ingat lagi, udah lama sekali semenjak terakhir kali ngerayain hari
Valentine ini. Em, tahun lalu dapet permen cokelat dari Novir sih, tapi apa itu
termasuk ngerayain? Kita anggap iya aja deh, berarti tahun lalu author
ngerayain dong ya? Hahaha!
Dulu
banget waktu SMP, rasanya tiap tahun ngerayain Valentine deh, bareng anak-anak
Metrika. Kami ngumpulin kado dan dilakukanlah tukar-menukar menggunakan slot
nomor. Aku pernah dapet apa aja ya?? Yang aku inget sih, boneka sama kalung.
Ah, jadi kangen momen-momen itu….
Dan
ngomong-ngomong soal kado Valentine, pernah sekali waktu kelas 2 SMP, aku
ngasih surat dan kado buat mantan, Iya mantan paling nggak tahu diri dan kurang
ajar itu! Suratnya anonim sih~ dan aku susah banget ngingat-ngingat, perasaan
macam apa yang aku miliki ke dia saat itu. Kalau dipikir-pikir lagi hal itu
udah masuk kategori kebodohan, bukan lagi sekedar cinta.
Aku
udah merencanakan hal itu sejak lama sama Mentari. Dia juga mau ngasih kado dan
surat anonim buat anak kelas sebelah yang udah dia taksir dari kelas 1. Tanggal
14 waktu itu bertepatan dengan event pemilihan ketua osis. Dari pagi aku udah
deg-degan setengah mati, karena ada rencana-rencana yang harus diubah
sehubungan dengan event besar sekolah.
Rini,
Khalida sama Mentari yang berangkat menunaikan misiku untuk nyelipin kado dan
surat di bawah helm si Monyet. Pas pulangnya dia tau ada surat dan cokelat di
bawah helm-nya, dia kelihatan bingung. Aku nggak bisa menggambarkan betapa aku
bahagia ngeliat senyum mengembang dibibirnya. Nggak inget juga sih detil
suratnya, yang aku inget Cuma inti dari surat itu. “Satu-satunya hal yang perlu
kamu tahu tentangku adalah aku ada disini, melihatmu dan mencintaimu.”. Sialan,
mataku berkaca-kaca sambil ngetik!
Iya.
Memang itu yang aku rasakan. Aku udah nggak peduli lagi dengan hal lain selain
rasa cintaku yang begitu besar padanya. Aku nggak perduli, sudah berapa kali
dia pacaran sama cewek lain setelah pisah sama aku. Aku tetep percaya, kalau
apa yang aku rasakan itu istimewa, yang aku rasakan lebih dari apa yang bisa
diberikan pacar-pacarnya yang lain. Dan parahnya, aku memegang erat-erat
harapan, suatu saat dia kan kembali padaku. Gosh, what a fool I’ve been! Karena
kenyataannya nggak begitu. Nggak ada apa-apa di dalam atinya. Nggak ada cinta,
apalagi buatku. Aku udah kalah dari rasa cintaku yang membabi buta. Salah
siapa? Salahku sendiri!
Tapi
ada satu lagi cerita soal Valentine yang baru aku sadari adalah hal yang
memiliki kesan tersendiri.Waktu itu aku udah menginjak tahun terakhir di SMP.
Aku lagi deket-dektnya sama Fischal, teman sekelasku. Dulu waktu kelas 1 kami
sempat sekelas dan mengalami hubungan yang panas dalam artian keseringan saling
teriak kalap karena jengkel pada satu sama lain. Tapi juga punya hubungan yang
baik kok pada akhirnya. Meskipun dia julukin aku si cerewet, tapi dia nurut
juga sama orang cerewet macam aku. Haha.
Aku
sempat diam-diamTTM-an sama dia pada akhir Desember. Tapi hubungan itu nggak
berlangsung lama. 14 Feberuari 2008, setelah acara tukar kado bareng
temen-temen cewek sekelas aku duduk di mejaku sendiri. Tiba-tiba aja Fischal
duduk di kursi depan mejaku. Aku cemberut waktu dia godain aku.
“Kenapa?
Bad Mood lagi?” tanyanya. Aku nggak jawab dan menambah kernyitan di dahi.
Mengindikasikan kalau aku merasa irritated tingkat dewa dengan bercandaannya.
Dia malah senyum sambil ngulurin tangan ngajak salaman. Setelah aku sambut
uluran tangan itu dan kami berjabat, dia ngacak-ngacak rambutku sambil
tersenyum, “Selamat hari Valentine” ujarnya. Manis banget kan sikapnya ? :3
Iya.
Begitu banyak hal yang baru kita sadari seberapa besar artinya saat hal itu
sudah berlalu dan yang bisa kita lakukan hanyalah menengok ke belakang, demi
tersenyum sambil mengenang kembali saat-saat itu. Untuk saudara Fischal,
terimakasih atas rasa sayangnya ya. Aku sungguh-sungguh minta maaf kalau aku
tidak pernah bisa memberi lebih. Aku minta maaf atas semua luka yang dulu
pernah aku timbulkan. Semoga kamu mendapat yang terbaik, dan Valentine dengan
pacar tahun ini berjalan lancer. Let’s live a happy life.
Kasih
sayang itu nggak hanya datang dan bertahan pada 14 Februari. Kasih sayang
adalah hal yang selalu ada dalam kehidupan kita. 14 Februari hanyalah satu
kesempatan untuk kita agar bisa lebih mengekspresikan rasa kasih itu. Tapi toh
kasih sayang keluarga, saudara, dan sahabat selamanya ada di hati kita. Setiap
hari menemani kita.
Untuk
teman-teman sekalian, selamat merayakan hari kasih sayang ya. Karena author jomblo
dan mustahil bakalan dapat jatah cokelat, author mau sembunyi ke pojokan dulu.
Bukan.. bukan karena depresi nggak dapat cokelat, tapi karena galau besok harus
balik ke Surabaya untuk menunaikan hari pertama perkuliahan semester 4 (yang
aslinya udah dimulai dari tanggal 6).
Oo
iya, Adik author yang paling nakal lagi sakit. Mohon do’a dan kasih sayangnya
ya biar Binbin cepar sembuh. Terimakasih.
Happy
Valentine!
0 komentar:
Posting Komentar